etf bitcoin spot

BlackRock Perkuat ETF Bitcoin Hingga Total Aset Sentuh Angka Rp2,4 Kuadriliun

BlackRock telah mengambil langkah signifikan dengan menambahkan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Bitcoin ke dalam produk portofolio modelnya. Keputusan ini diumumkan dalam laporan Bloomberg pada 28 Februari, menandai langkah maju dalam integrasi aset digital ke dalam strategi investasi arus utama. Perlu diketahui bahwa BlackRock merupakan perusahaan investasi global dengan aset kelolaan senilai $11,5 triliun.

Portofolio model BlackRock memungkinkan diversifikasi ke dalam aset alternatif yang kini dapat mengalokasikan sekitar 1%–2% ke dalam iShares Bitcoin ETF Trust (IBIT). Langkah ini berpotensi menciptakan permintaan baru untuk ETF Bitcoin tersebut, seiring dengan semakin meningkatnya adopsi institusional terhadap mata uang kripto.

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan oleh BlackRock Investment Institute, perusahaan menyatakan bahwa alokasi 1%–2% tersebut dianggap sebagai “kisaran wajar” mengingat volatilitas Bitcoin. Alokasi yang lebih tinggi dari batas tersebut dapat secara signifikan meningkatkan eksposur risiko terhadap portofolio secara keseluruhan, sehingga perusahaan memilih untuk menjaga keseimbangan antara potensi keuntungan dan tingkat risiko yang dapat diterima.

Produk Portofolio BlackRock Sentuh $150 Miliar

blackrock bitcoin
CoinGape/BlackRock

Produk portofolio model BlackRock sendiri memiliki nilai sekitar $150 miliar (Rp2,4 kuadriliun) dan terdiri dari berbagai portofolio investasi yang dijual kepada penasihat keuangan yang mengelola aset bagi klien mereka. Portofolio ini dirancang dengan berbagai tujuan investasi, mulai dari pertumbuhan modal, perolehan pendapatan, hingga pelestarian kekayaan. Pada tahun 2023, BlackRock memperkirakan bahwa sektor portofolio model ini akan berkembang pesat, dengan proyeksi nilai pasar mencapai $10 triliun dalam lima tahun ke depan, naik dari sekitar $4,2 triliun saat pernyataan tersebut dibuat. Perubahan alokasi dalam portofolio model semacam ini sering kali berdampak besar pada pergerakan arus modal ke instrumen investasi tertentu.

Sejumlah perusahaan jasa keuangan lainnya juga telah mempertimbangkan integrasi Bitcoin dalam strategi investasi mereka, terutama dalam konteks portofolio tradisional seperti portofolio 60/40. Fidelity, dalam laporan tahun 2024, menyebutkan bahwa Bitcoin “dapat menawarkan beberapa properti yang meningkatkan pengembalian, tetapi alokasi kecil dapat memberikan risiko eksponensial pada portofolio 60/40.” Sementara itu, JPMorgan menegaskan dalam analisisnya pada Desember 2024 bahwa “Meskipun pengembalian Bitcoin mengesankan, pengembalian tersebut disertai dengan volatilitas yang luar biasa.”

Volatilitas Bitcoin menjadi semakin nyata pada 28 Februari, ketika harga aset digital ini mencapai titik tertinggi $85.122 sebelum turun ke level terendah $78.215 dalam satu hari. Fluktuasi harga yang tajam ini mencerminkan ketidakpastian yang masih menyelimuti pasar, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal, termasuk ancaman perang dagang global dan ketidakpastian ekonomi di Amerika Serikat.

Dampak volatilitas ini juga terlihat pada ETF Bitcoin BlackRock, yang mencatat arus keluar sebesar $420 juta pada 26 Februari, menandai penarikan terbesar sejak peluncuran iShares Bitcoin ETF Trust pada Januari 2024. ETF Bitcoin lainnya juga mengalami tren serupa, dengan data awal dari CoinGlass menunjukkan total arus keluar sebesar $756 juta pada hari yang sama.

ETF Bitcoin spot Hong Kong
Gambar: X.com

Meskipun terjadi arus keluar yang signifikan, Michael Gates, manajer portofolio utama untuk rangkaian model ETF Alokasi Target milik BlackRock, tetap optimis terhadap prospek jangka panjang Bitcoin dalam investasi institusional. Dalam komentar investasinya yang diterbitkan pada 27 Februari, Gates menyatakan, “Kami percaya Bitcoin memiliki manfaat investasi jangka panjang dan berpotensi memberikan sumber diversifikasi yang unik dan aditif bagi portofolio.”

Namun, sentimen pasar terhadap Bitcoin masih sangat fluktuatif. Pada 26 Februari, Indeks Ketakutan & Keserakahan Kripto—alat pelacak utama untuk mengukur sentimen investor terhadap Bitcoin dan mata uang kripto lainnya—jatuh ke kategori “ketakutan ekstrem” dengan skor hanya “10.” Angka ini mencerminkan ketidakpastian tinggi di kalangan investor dan menjadi level terendah sejak Juni 2022, ketika Three Arrows Capital (3AC) mengalami kejatuhan besar yang mengguncang pasar kripto.

Dengan langkah strategis BlackRock dalam mengintegrasikan ETF Bitcoin ke dalam portofolio modelnya, masa depan investasi institusional dalam aset digital tampak semakin berkembang. Meskipun volatilitas masih menjadi tantangan utama, potensi jangka panjang Bitcoin sebagai alat diversifikasi dan peningkatan pengembalian portofolio tetap menarik perhatian para investor besar. Keputusan BlackRock ini bisa menjadi langkah awal dari adopsi yang lebih luas terhadap aset digital dalam ekosistem keuangan global.

Leave A Comment