Uni Eropa sepakati Hukum Kripto

Kripto di Hati Presiden: Tak Seperti Donald Trump, 6 Presiden Dunia Ini Justru Blak-Blakan Dukung Cryptocurrency

Tampaknya masih belum ada mata uang kripto di hari mantan presiden dan calon terdepan dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) mendatang dari Partai Republik, Donald Trump, telah berjanji untuk melarang pembuatan Central Bank Digital Currecy (CBDC) saat berkampanye di New Hampshire.

“Sebagai presiden Anda, saya tidak akan pernah mengizinkan penciptaan mata uang digital bank sentral,” kata Trump di atas panggung, ditemani oleh mantan kandidat yang ramah terhadap kripto, Vivek Ramaswamy, yang baru-baru ini menghentikan kampanyenya.

“Ini akan menjadi ancaman berbahaya terhadap kebebasan, dan saya akan menghentikannya agar tidak terjadi di Amerika,” lanjutnya. “Mata uang seperti itu akan memberi pemerintah federal kendali mutlak atas uang Anda. Mereka dapat mengambil uang Anda, dan Anda bahkan tidak akan tahu uang itu hilang.”

Mengutip Coin Desk di Jakarta, Senin (24/1/24) CBDC adalah versi digital atau versi uang tunai yang diberi token yang diterbitkan dan diatur oleh bank sentral yang mungkin menggunakan atau tidak menggunakan blockchain sebagai teknologi yang mendasarinya.

Tips Investasi Kripto Anti Rugi
Gambar: Freepik/viktorius

Trump yang menjadi kritikus kripto ternyata pernah memiliki lebih dari $2,5 juta dalam bentuk ether menurut pengungkapan pada Agustus 2023.

Meskipun saat ini tidak ada usulan dari Federal Reserve untuk memperkenalkan CBDC, hal ini tidak menghentikannya untuk menjadi isu hangat dalam politik AS, terutama pada masa kampanye.

CBDC telah muncul sebagai salah satu isu terpanas di kantor Gubernur Florida Ron DeSantis, menghasilkan lebih banyak minat publik dibandingkan isu-isu yang biasa mengenai hak kepemilikan senjata dan aborsi, CoinDesk melaporkan Mei lalu.

“Jika CBDC merupakan pelanggaran terhadap kebebasan sipil yang diyakini sebagian besar orang, kita tidak punya waktu untuk menunggu,” kata Samuel Armes dari Florida Blockchain Business Association. “Saat ini, jika FBI menginginkan sesuatu, mereka akan berusaha mendapatkannya. Jadi, tugas kita adalah mencoba menghentikannya.”

Armes dan Asosiasi Bisnis Blockchain Florida membantu menyusun rancangan undang-undang anti-CBDC Florida, yang baru-baru ini disahkan oleh Senat negara bagian tersebut.

Dalam laporan bulan November, Bank of America mengatakan bahwa sementara bank sentral sedang menjajaki CBDC secara global, penerbitan dolar digital AS oleh Federal Reserve kemungkinan besar tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

Presiden yang Mendukung Kripto

Bursa Kripto yang Masih Ditunggu di Indonesia

Lain halnya dengan Donald Trump yang secara terang-terangan melarang kripto, deretan presiden dunia ini justru mendukung mata uang digital tersebut. Berikut 6 di antaranya:

1. Joko Widodo, Presiden Indonesia

“Anak muda harus mengerti Artificial Intelligence, Bitcoin, Crypto Currency, Virtual Reality, Internet of Thing, mengerti semuanya,” – Joko Widodo, Presiden Indonesia.

2. Nayib Bukele, Presiden El Savador

“Investasi Bitcoin El Salvador mengalami keuntungan!” – Nayib Bukele, Presiden El Savador.

3. Javier Milei, Presiden Argentina

“Bitcoin dianggap sebagai alat penting dalam mengatasi ketidakefisienan dan korupsi dalam sistem keuangan terpusat,” – Javier Milei, Presiden Argentina.

4. Miguel Albuquerque, Presiden Madeira

“Segala hal yang terkait dengan Bitcoin dipersilakan di Madeira,” – Miguel Albuquerque, Presiden Madeira.

5. Chan Santokhi, Presiden Suriname

“Suriname berminat dalam mengembangkan strategi Bitcoin,” – Chan Santokhi, Presiden Suriname.

6. Gustavo Petro, Presiden Kolombia

“Berpotensi buat masa depan ekonomi yang lebih inklusif dan makmur,” – Gustavo Petro, Presiden Kolombia.

Perlu diketahui, bahwa CBDC berbeda dari kripto seperti Bitcoin karena diterbitkan dan diatur oleh bank sentral dan dianggap sebagai alat pembayaran yang sah.

Di El Savador sendiri, penggunaan Bitcoin cukup berkembang pesat. Di Indonesia sendiri mulai menjajaki pengembangan mata uang digital yang dapat diregulasi atau Central Bank Digital Currency (CBDC). Hal ini didasari oleh beberapa kelemahan yang dimiliki oleh mata uang kripto, seperti volatilitasnya yang ekstrim, yang menjadikannya sulit untuk dijadikan alat pembayaran sehari-hari.

Namun, seperti layaknya uang fiat yang hari ini kita gunakan, nilai CBDC akan berpaku pada uang fisik yang dikeluarkan oleh bank sentral. Sama halnya dengan pasokan atau jumlah uang yang beredarnya yang juga diatur oleh bank sentral.

Lantas, bagaimana menurutmu?

Leave A Comment